Verly Quick

Experiential Education, Event Organizer, Gathering, Adventures Journey, Business Game, Treasure Hunt

Semeru

Gn. Semeru – The Seven Summits of Indonesia

Skip to content

The Seven Summits of Indonesia

The Seven Summits of Indonesia

7 Puncak tertinggi di 7 pulau/kepulauan besar Indonesia

 

Gn. Semeru

Gunung Semeru adalah gunung tertinggi di pulau Jawa, yang merupakan salah satu pulau besar di Indonesia. Dipulau ini banyak sekali terdapat gunung-gunung yang dengan ketinggian diatas 3.000 m, Gunung Semeru memiliki ketinggian 3.676 m dari permukaan laut. Posisi gunung ini berada di propinsi Jawa Timur diantara wilayah administrasi Kabupaten Malang dan Lumajang, dengan posisi geografis antara 8°06? LS dan 120°55? BT. Semeru adalah salah satu gunung berapi yang teraktif di Indonesia, setiap lebih kurang 20 menit sekali kawahnya mengeluarkan abu vulkanik berwarna hitam bercampur pasir dan batu-batu kecil. Gunung ini berada dibawah pengawasan administrasi dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Rute pendakian normal gunung ini dimulai dari Desa Ranupane.

Fakta Tentang Gunung Semeru

Beberapa fakta tentang gunung Semeru sebagai berikut:

  • Gunung Tertinggi di pulau Jawa dan gunung berapi ketiga tertinggi di Indonesia
  • Gunung Semeru berjenis Strato dengan kubah lava
  • Gunung berapi aktif yang setiap 20 menit sekali menyemburkan awan abu ke udara.
  • Gunung ini dikenal juga dengan nama Gunung Mahameru
  • Karekteristik medan yang berfariasi seperti padang savanna rumput, hutan cemara, danau di ketinggian dan hutan Montana.
  • Satu-satu nya gunung berapi di Indonesia yang selalu mengeluarkan letusan berupa asap yang mengandung debu dan terkadang material berupa batu-batu kecil yang di kenal juga dengan sebutan ”Wedus Gembel”

Jalur Pendakian

Gunung Semeru termasuk salah satu gunung favorit para pendaki dan selalu ramai di musim liburan. Jalan setapak yang jelas dan mudah di ikuti. Titik awal perjalanan pendakian dimulai dari desa Ranu Pani, yang berada pada ketinggian 2.100 m dari permukaan laut. Di desa ini terdapat pos pemeriksaan pendakian, pondok penelitian, pusat informasi, kantor resort, wisma cinta alam, wisma tamu dan bangunan pengelola. Masyarakat desa Ranu Pane adalah suku bangsa Tengger yang mayoritas beragama Hindu Tengger. Ada dua jalur pendakian dari sisi utara ini yaitu rute lama lewat bukit Ayek-Ayek kemudian keluar di savanna Pagonan Cilik. Sedangkan rute baru tidak melewati bukit Ayek-ayek dan merupakan jalur yang umum digunakan hingga saat ini. Berikut gambaran etape pendakian hingga ke puncak gunung Semeru melewati jalur baru atau jalur umum.

Etape Desa Ranu Pani – Danau Ranu Kumbolo
Awal meninggalkan Ranu Pani dengan mengikuti jalan aspal lebar hingga kemudian bertemu dengan Gapura selamat datang, kemudian setelah gerbang ini tidak lama kemudian ada jalan setapak kecil disebelah kiri yang mendaki kearah bukit, tempuh jalan tersebut jangan mengikuti jalan lebar yang menuju ke arah kebun penduduk. Sepanjang jalur awal dipenuhi oleh tumbuhan alang-alang dan pohon-pohon tumbang, perhatikan patok ukuran jarak yang ada setiap 100 meter ini akan membantu terus berada di jalur trekk yang benar. Sekitar 5 km menyusuri gigiran bukit, tak lama kemudian akan sampai di tempat yang bernama Watu Rejeng. Sebuah tebing batu yang terjal, jika melihat kearah lembah akan tempak pemandangan indah bukit-bukit yang ditumbuhi oleh pinus dan cemara gunung. Jarak untuk sampai di danau Ranu Kumbolo masih kurang lebih 4.5 km lagi. Ranu Kumbolo berjarak kurang lebih 10 km dari Ranu Pane, di lokasi ini terdapat sebuah danau air tawar yang berada pada ketinggian 2.390 m dari permukaan laut. Ini merupakan sebuah lembah yang mempunyai sebuah danau dengan luas 12 hektar. Ranu Kumbolo merupakan bahasa Jawa kuno yang berarti ”Danau Pengembara”. Panorama alam sangat menakjubkan disini, terutama sekali dipagi hari saat sinar matahari yang terbit dari celah perbukitan memberikan bias warna-warni pada permukaan danau. Di lokasi ini terdapat sebuah Pondok Pendaki untuk beristirahat dan bermalam, juga di sekitar areal ini dipinggir danau terdapat areal mendirikan tenda yang cukup luas. Tidak jauh dari pinggir danau dibelakang pondok terdapat sebuh prasasti penginggalan zaman purbakala yang diduga berasal dari zaman Majapahit.

Etape Ranu Kumbolo – Kali Mati

Meninggalkan Ranu Kumbolo, sebaiknya bawalah air yang cukup karena hingga Kali Mati nanti anda tidak akan menemukan sumber air. Dari Ranu Kumbolo jalur setapak akan menuntun anda untuk mendaki sebuah tanjakan yang cukup terjal yang dikenal dengan sebutan ”Tanjakan Cinta” saat menapaki tanjakan ini jika kita menoleh kebelakang pemandangan indah memukau danau Ranu Kumbolo membentang di belakang. Setelah melewati tanjakan cinta jalan setapak kemudian melipiri sisi sebuah punggungan bukit sementara di sebelah kanan didasar bukit tersebut membentang sebuah savanna atau padang rumput yang dikenal dengan nama Oro-oro Ombok, savanna ini dikelilingi oleh perbukitan gundul yang hanya ditumbuhi oleh rumput dan di beberapa lereng bukit tampak juga pepohonan cemara, dari belakang Gunung Kepolo (3.095 m dpl) jika cuaca cerah akan tampak menyembul puncak Semeru yang secara teratur mengeluarkan Wedus Gembelnya. Selepas savamma ini medan selanjutnya adalah hutan cemara jika beruntung bisa bertemu kijang atau macan kumbang didaerah ini. Daerah hutan cemara ini bernama Cemoro Kandang yang termasuk kedalam gugusan gunung Kepolo, didaerah ini selain pohon cemara juga tumbuhan perdu dan tumbuhan paku-pakuan. Jalur tidak begitu terjal malah cenderung landai dan Cemoro Kandang ini terletak di sebelah selatan dari savvana Oro-oro Ombo. Setelah keluar dari hutan Cemoro Kandang jalan setapak akan menuntun kita sampai disebuah padang rumput yang diselingi oleh pohon cemara, mentinggi dan bunga abadi edelweiss. Jalur setapaknya relatif landai dan sosok puncak Mahameru sudah terlihat jelas dari sini, padang rumput ini bernama Savanna Jambangan. Setelah melewati Savanna Jambangan ini maka kita akan sampai di daerah Kali Mati, nama ini berasal dari aliran sungai kering yang merupakan juga aliran lahar gunung Semeru, daerah ini merupakan padang rumput dan tumbuhan semak belukar dan hamparan bunga edelweiss seluas lebih kurang 20 hektar. Dikelilingi oleh kelompok hutan alam dan perbukitan. Beberapa pendaki ada yang menjadikan tempat ini sebagai tempat berkemah sebelum melakukan pendakian ke puncak. Di sini terdapat sebuah pondok kecil untuk beristirahat, Kali Mati ini berada pada ketinggian 3.200 m dari permukaan laut. Tidak jauh dari Kali Mati terdapat sumber mata air yang bernama ”Sumber Mani” berada diarah barat atau bergerak kearah kanan dari Kali Mati menelusuri pinggiran hutan Kali Mati dengan jarak tempuh kurang lebih 1 jam pergi dan pulang. Kali Mati sering dijadikan areal camp bagi para pendaki sebelum pendakian ke puncak, namun ada juga yang memilih di daerah Arcopodo.

Etape Kali Mati – Arcopodo
Dari Kali Mati etape selanjutnya adalah menuju Arcopodo, lokasi ini adalah camp terakhir sebelum menuju puncak. Dari Kali Mati jalur setapak lurus melewati padang rumput hingga kemudian berbelok ke kanan dan turun ke daerah sedikit berpasir dan memasuki daerah berpohon cemara agak jarang. Waktu tempuh dari Kali Mati hingga ke Arcopodo kurang lebih 1.5 jam, jalur setapak nya berdebu vulkanik dan tak jarang debu-debu tersebut juga menempel di daun-daun dan semak belukar, ini mengakibatkan debu tersebut sering berterbangan tak kala tersentuh oleh para pendaki yang lewat, ada baiknya mempersiapkan penutup mulut dan hidung. Arcopodo adalah batas vegetasi pepohonan dengan medan terbuka berpasir gunung Semeru. Di arcopodo ini banyak dijumpai inmemoriam atau tugu peringatan para pendaki yang meninggal kecelakaan di gunung ini.

Etape Arcopodo – Puncak Semeru

Jarak waktu tempuh untuk etape dari Arcopodo hingga ke puncak Semeru kurang lebih 3 sampai 4 jam. Keadaan jalur trekk nya berupa medan berpasir halus. Selepas dari Arcopodo begitu sampai di kaki medan tanjakan berpasir tidak ada tanda-tanda alam kecuali sebuah pohon cemara yang tumbuh di sepertiga jarak tempuh, pohon cemara ini dikenal dengan sebutan Cemoro Tunggal dan dijadikan patokan bagi pendaki untuk sebagai arah turun. Tanjakan berpasir ini pada akhirnya akan membawa pendaki sampai di puncak Gunung Semeru 3.676 m dari permukaan laut. Berada dipuncak Semeru yang luas jika langit cerah pandangan bisa diedarkan lepas memandang garis pantai pesisir Samudera Hindia dan juga beberapa jejeran pegunungan di wilayah Jawa Timur. Dipuncak juga terdapat beberapa inmemoriam, pendaki dilarang keras untuk mendekati kawah Jonggring Seloka karena bahaya dari gas beracun dan awan panas dari letusan Wedus Gembel yang keluar setiap 15 hingga 30 menit sekali, suhu pada pagi hari di puncak sekitar 3 – 10 derajat celcius dan jika pada musim kemarau bisa turun hingga ke titik 0 derajat celcius. Para pendaki juga hendaknya berada di puncak hingga jam 10.00 pagi saja, karena setelah itu arah angin akan bertiup ke arah utara yaitu arah puncak dan akan membawa asap Wedus Gembel yang mengandung racun dan membahayakan para pendaki.

Penampang 3D Gunung Semeru

Peta Rute Pendakian
Note: klik menu kanan atas peta untuk mengubah jenis tampilan peta.